Cerita ini berkisah tentang seorang raja yang tidak menikah dan ingin mempunyai anak untuk meneruskan kerajaannya. Maka, diambilnyalah seekor anak kera yang diberi nama Kasih. Ia dibesarkan dan kemudian ingin dinikahkannya. Suaminya kelak yang akan menjadi penggantinya. Oleh karena itulah, ia berusaha mencari seorang pemuda yang baik, alim dan bijaksana di matanya, dengan harapan kelak pemuda ini mampu Sekapur Sirih menggantikan posisinya sebagai raja yang baik dan bijaksana, serta mencintai rakyatnya. Pemuda yang bernama Malin Sampai dinikahkan dengan anak kera. Malin Sampai dan masyarakat Negeri Soban menolak pernikahan tersebut dan menyumpahi rajanya. Akibat sumpah tersebut, datanglah angin kencang dan hujan lebat yang disertai banjir sehingga menenggelamkan negeri Soban. Masyarakatnya berlarian ke atas bukit untuk menyelamatkan diri. Bukit itu kemudian dikenal dengan Bukit Kasih tak Sampai. Negeri Soban yang tenggelam tersebut dikenal dengan sebutan Kampuang Tarondam.